Cupumanik !! Band Yang Lantang Menyuarahkan kesenjangan Sosial Dan Politik

Siapa Itu Cupumanik?
Cupumanik adalah grup musik rock Indonesia yang dikenal dengan gaya musik grunge dan lirik yang kuat. Band ini dibentuk pada tahun 1996 di Bandung oleh Che (vokal) dan Iyak (bass). Cupumanik meraih popularitas melalui penampilan di berbagai acara musik, terutama acara bertema grunge, dan merilis album perdana mereka pada tahun 2005.
Nama Cupumanik diambil dari “Cupumanik Astagina,” benda mitologi dalam cerita pewayangan yang konon bisa memperlihatkan kebenaran atau masa lalu.
Filosofinya: musik sebagai media refleksi dan pembongkaran realitas—sesuai dengan lirik-lirik grunge yang personal, gelap, dan penuh makna.
Cupumanik lahir dari: Pengaruh kuat musik grunge 90-an
Kegelisahan sosial anak muda Bandung
Semangat membentuk musik orisinal yang jujur dan apa adanya
Cupumanik menggunakan lirik yang dalam, reflektif, dan berani menyentuh isu sensitif seperti:
Ketidakadilan sosial
Pencarian jati diri
Kritik terhadap kemunafikan moral dan politik
Namanya mulai dikenal lewat penampilan reguler di acara besar grunge lokal seperti Grungy, Seattle Sound Nite, dan festival lokal lainnya di Bandung
Sekitar tahun 1999, Cupumanik mulai merilis lagu-lagu asli seperti Kuyup, Tentang Abu-Abu, dan Aib, yang mencerminkan nuansa blues, spiritualitas, serta refleksi sosial .
Mereka melepas album debut “Cupumanik” pada April 2005 via Pops Music/Aquarius Musikindo. Single andalan seperti Maha Rencana, Perkenankan Aku Mencintainya (untuk film Dealova), serta Bukan Saat Ini (untuk film Ada Aku Kamu Ada) ikut menaikkan nama mereka
Cupumanik mempertahankan akar grunge — gaya musik stop-and-go, intro keras, verse kontemplatif, chorus booming, dan klimaks dinamis
Mereka juga memadukan elemen blues dan rock modern dengan pendekatan “clean kotor” pada gitar—meminimalkan distorsi hi-gain demi tekstur khas yang lebih nyaring
Pada tahun 2010, setelah berpisah dari label mayor, Cupumanik mengusung spirit DIY (Do‑It‑Yourself). Mereka merilis single gratis setiap dua bulan, dimulai dengan anthem “Grunge Harga Mati” sebagai deklarasi identitas musikal mereka
Cupumanik memang dikenal sebagai band grunge Indonesia yang vokal dalam menyuarakan kebebasan berekspresi, terutama lewat musik, lirik, dan sikap independennya. Sejak awal kariernya, Cupumanik tidak hanya bermain musik, tapi juga membentuk identitas sebagai media kritik sosial dan perlawanan terhadap penyeragaman budaya.
Setelah album debutnya rilis lewat label besar pada 2005, Cupumanik memilih jalur independen.
Tahun 2010 mereka mulai merilis single secara gratis tiap dua bulan, sebagai bentuk kebebasan dari industri dan sebagai protes terhadap sistem yang membungkam ekspresi seni.
Melalui strategi ini, mereka mendekatkan diri dengan penggemar dan memperkuat komunitas “Cupumaniak” lewat klub penggemar seperti ISI (Interaksi Hati)
Album kedua “Menggugat” dirilis Juni 2014 secara independen.
Tahun-tahun berikutnya mereka aktif merilis single dan video DIY berdampak tinggi
Peluncuran single “Heroik” pada 7 Desember 2024 menjadi pemanasan album ketiga. Single ini mendorong pesan keberanian menjadi diri sendiri, dan video musiknya dirilis pada 14 Desember 2024
Album ketiga menandai kembalinya Rama (gitar) ke formasi bersama Che, Iyak, Eski, dan Dony—memberi warna baru dalam musikalitas band
Mereka adalah ikon grunge Indonesia—tetap setia pada karakter musik 90-an, namun tetap berpikiran kreatif dan adaptif lewat pendekatan DIY. Dengan lebih dari 25 tahun karya, Cupumanik berhasil membangun komunitas penggemar kuat serta menghasilkan musik yang lugas, emosional, dan berarti.
Grunge secara historis adalah musik yang lahir dari ketidakpuasan dan keterasingan. Cupumanik menyerap semangat itu dan membentuk versi lokalnya:
“Grunge bukan hanya musik, tapi sikap. Kami membawanya dengan bahasa sendiri.” – Cupumanik
Cupumanik bukan hanya band grunge, tapi juga wadah ekspresi dan pembebasan. Mereka menolak jadi produk pasar dan tetap lantang menyuarakan:
Kebebasan berpikir
Kebebasan musikal
Kebebasan menjadi diri sendiri
“Kami ingin musik jadi ruang aman bagi siapa saja yang merasa dikekang oleh sistem, moral palsu, atau dunia yang menuntut untuk selalu seragam.” – Che, vokalis Cupumanik
Komentar
Posting Komentar