MENGUPAS STIGMA NEGATIF YANG MELEKAT PADA MUSIK METAL


 
LOTTO02- Musik metal merupakan salah satu genre musik yang diadopsi dari budaya Barat, musik metal  dan nilai-nilainya telah diterima oleh generasi muda di Indonesia. Namun sayangnya, musik metal  diasosiasikan dengan berbagai bentuk stigma dan stereotip negatif sebagian besar orang, seperti musik  yang tidak wajar dan menjadi penyebab dari semua perilaku negatif di kalangan anak muda, tidak  terkecuali Indonesia.

PREDIKSI PASARAN TOGEL SYDNEY 02 MARET 2025

Kita bisa melihat bahwa anggapan masyarakat tentang musik metal dan kekerasan tidak  sejalan. Orang orang yang menyukai musik metal adalah orang biasa yang menyukai musik kompleks  dan menggunakan musik keras sebagai sarana untuk menenangkan emosi, daripada kekerasan  langsung di masyarakat. Musik yang mereka dengar berbicara tentang kekerasan dan agresi, tetapi itu  tidak membenarkan atau mendorong mereka untuk menjadi seorang kriminal. Hal ini bertentangan  dengan anggapan umum bahwa mendengarkan musik metal dapat mempengaruhi seorang untuk  menjadi penjahat, pemuja setan, atau pembunuh

Asosiasi terhadap kemarahan, agresi dan tindak kekerasan menjadi asal-muasal stigma  penggemar musik metal di masyarakat. Tidak tanggung-tanggung, asosiasi dan stigma ini menorehkan  sejarah kepanikan moral yang terjadi pada industri musik di Amerika Serikat pada tahun 1985.  Kelompok konservatif itu kemudian mendirikan Parents Music Resource Center (PMRC) pada April  1985 yang dengan getol melakukan sensor pada musik-musik yang mengandung unsur kekerasan  seperti rock, metal dan rap. Moral panik ini berasumsi bahwa anak muda yang mendengarkan musik  keras dan lirik lagu bertema kekerasan akan cenderung melakukan kekerasan. 

     LOTTO02 SLOT TERGACOR RTP AKURAT TERBAIK



Musik metal sangat dipengaruhi oleh aksi panggung para band-band besar dan lirik-lirik yang  mereka sajikan. Asumsi kebanyakan orang tentang metalhead sebagai pemuja setan, kriminal dan  penuh kekerasan tidak bisa dilepaskan oleh pengaruh Ozzy Osbourne sebagai salah satu ikon musik  metal dengan bandnya Black Sabbath. Penampilan panggung Ozzy Osbourne pada 20 Januari 1982  ketika ia menggigit kepala kelelawar sampai putus menjadi justifikasi kekerasan dan sadisme dalam  budaya metal.



Lirik yang kadang bertema sadisme, saling membentur-benturkan badan dan musik yang  kompleks selalu membuat metal sebagai subkultur yang disalahpahami. Ada dua hal yang alamiah  dalam keberadaan manusia yakni emosi dan kecenderungan asosiasi. Dentuman drum yang cepat,  nada gitar yang tinggi dan cepat serta suara manusia sebagai instrumen, alih-alih sebagai nyanyian  membuat musik metal diasosiasikan dengan emosi marah. Sementara emosi marah selalu dilihat  sebagai emosi negatif yang memancing dan menjustifikasi seseorang melakukan agresi. Padahal  emosi dan tindakan adalah dua hal yang berbeda. Seseorang bisa mengalami suatu emosi, sedih  misalnya tetapi tidak menangis atau seseorang bisa menjadi marah tanpa melakukan kekerasan.

PREDIKSI PASARAN TOGEL SYDNEY 02 MARET 2025

SEJARAH MUSIK METAL 

Dibalik musiknya yang keras dan khas, banyak orang mencari tentang sejarah musik metal. Musik metal sering dianggap sebagai genre yang bising dan mengganggu, memiliki ritme cepat, permaian gitar yang agresif, dan suara vokalis yang keras.

Bagi para penyuka musik metal atau yang akrab disebut Metalheads, musik metal memberikan sebuah efek katarsis emosi seperti pelepasan dari kesibukan harian yang melelahkan.

Sejarah metal atau heavy sering dikaitkan dengan penulis novel William Burroughs. Sejak abad ke-19, penggunaan kata heavy metal berkaitan dengan meriam atau jenis kekuatan yang besar.

Dikutip dari britannica, kata heavy metal muncul dalam lirik Steppenwolf’s “Born to be Wild” (1968)

Pada awal tahun 1970-an, kritikus rock dianggap sebagai rujukan pada gaya musik tertentu.

Band-band Inggris pertengahan tahun 1960-an seperti Cream, the Yardbirds dan the Jeff Beck Group, secara umum dianggap sebagai orang yang mengembangkan drum yang lebih berat dan suara gitar yang terdistorsi
Kemudian tahun 1970-an, Led Zeppelin, Dark Purple, dan Black Sabbath merilis Led Zeppelin II, Deep Purple in Rock dan Paranoid. 



Masing-masing lagu tersebut menampilkan riff yang berat, lirik mistis, solo drum dan gitar, serta gaya vokal yang cadas.

Musik metal mulai menurun di akhir tahun 1970 karena munculnya genre disko, tetapi kembali popular bahkan lebih sukses dari sebelumnya pada tahun 1980-an ketika Def Leppard, Iron Maiden, dan Saxon memimpin musik tersebut di Inggris.


Keahlian gitar Eddie Van Halen yang menajubkan kembali menghidupkan genre musik ini.

Tak hanya itu, heavy metal menjadi fenomena di seluruh dunia dengan keberhasilan Scorpions dari Jerman dan band-band lain dari Jepang.
Gaya heavy metal yang lebih popular secara luas hampir mengambil alih arus utama musik populer pada akhir 1980-an, tetapi koherensi genre tersebut runtuh sekitar pergantian dekade.

Band-band seperti Guns N' Roses dan Nirvana menarik penggemar ke arah yang berbeda dan banyak penggemar juga membelot ke musik rap.


Sepanjang 1990-an, banyak bintang dari dekade sebelumnya seperti Van Halen, Metallica, dan Osbourne yang mengalami kesuksesan berkelanjutan bersama grup-grup baru.


Grub tersebut seperti Soundgarden, tetapi nama heavy metal lebih jarang digunakan untuk memasarkan grup-grup ini atau untuk mendefinisikan komunitas penggemar mereka.

PREDIKSI PASARAN TOGEL SYDNEY 02 MARET 2025
FILOSOFI MUSIK METAL 



Mengutip peterdevriesguitar, Glenn Tipton dari band Judas Priest berpendapat, musik heavy metal muncul terinspirasi dari area industri di Inggris yang terdapat banyak pabrik produksi logam terutama baja.
Musik heavy metal mereferensikan suara bising dari pekerja pabrik baja. Suara tersebut memberikan kesan ekstrem, baik dalam segi gaya bermusik, berpakaian, dan gaya hidup pemain musik serta penggemarnya..



Namun, studi yang dilakukan oleh Universitas Queensland di Australia, fakta mendengarkan musik ekstrem seperti heavy metal dapat membantu mengurangi tingkat kemarahan dan stres seseorang.



Hal ini terjadi karena otak melepaskan hormon endorfin yang berperan untuk meningkatkan mood saat menikmati musik metal yang enerjik.
Itulah sejarah metal dan filosofinya, meskipun memiliki suara yang bising, metal mampu memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan emosional seseorang.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kurt Cobain dan Kejayaan Singkat Nirvana

Chester Bennington dan 'Neraka' Depresi sejak Kecil

Salah Satu Musisi Hebat Indonesia Itu Bernama Pay (Parlin Burman Siburian)